Rabu, 14 Januari 2009

Tips dalam Aliansi Strategis

Tips dalam Aliansi Strategis
Rabu, 09 Januari 2008 7:37 WIB
Oleh: Rinella Putri
(Vibiznews – Strategic) – Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia, maka aliansi strategis antar perusahaan semakin banyak. Hughes dan Weiss, pada Harvard Business Review menyatakan bahwa tiap tahun aliansi perusahaan tumbuh 25%. Partnership juga terhitung sebesar 33% dari pendapatan dan nilai perusahaan. Namun tingkat kegagalan aliansi adalah sekitar 60%-70%.

Aliansi menghadapi tantangan khusus yang membuat praktik manajemen tradisional menjadi irrelevan. Misalnya, partnership mengharuskan dua perusahaan untuk bekerjasamasatu sama lain sekaligus bersaing di pasar yang sama. Mereka juga harus mengatasi perbedaan gaya manajemen.

Untuk mendorong tingkat kesuksesan aliansi, Hughes dan Weiss merekomendasikan lima praktik dalam mengelola aliansi, antara lain:

1. Mengembangkan hubungan kerja yang tepat
Definisikan bagaimana cara Anda bekerjasama. Misalnya klarifikasikan arti dari “saling percaya” bagi masing-masing pihak. Perjelas bagaimana Anda membuat keputusan, mengalokasi sumber daya dan membagi informasi.

Raksasa farmasi Schering Plough menciptakan pertemuan dengan partnernya. Pada pertemuan ini, maka masing-masing partner dapat mengidentifikasi tantangan potensial dalam bekerjasama serta mekanisme bekerja sehari-hari dan mengambil keputusan. Hasilnya, hal ini menciptakan pengambilan keputusan yang lebih cepat, rasa frustasi yang berkurang dan meningkatkan follow up dari suatu keputusan.

2. Kaitkan metrik dengan kemajuan yang dicapai
Aliansi membutuhkan waktu supaya bisa pay-off secara financial. Oleh karena itu, maka tambahkanlah metrik yang merupakan indicator kinerja financial yang bisa menggambarkan kinerja aliansi secara keseluruhan.

3. Manfaatkan perbedaan
Perusahaan beraliansi untuk mengambil keuntungan dari pengetahuan, pasar, pelanggan, dan supplier yang dimiliki partnernya. Namun perbedaan lainnya, seperti budaya misalnya, dapat juga menyebabkan konflik. Dibandingkan berkonflik, maka sebaiknya Anda memanfaatkan perbedaan tersebut untuk menciptakan nilai.

Misalnya, masing-masing bisa saling mengembangkan pasar, kemudian juga bisa mempelajari teknologi yang dikuasai oleh partnernya.

4. Mendorong kolaborasi
Ketika suatu masalah timbul, maka lakukanlah analisa mengenai bagaimana masing-masing pihak berkontribusi terhadap masalah tersebut dan apa yang bisa dilakukan masing-masing untuk menyelesaikan masalah tersebut.

ketika produsen obat Aventis dan perusahaan bioteknologi Millennium Pharmaceutical membentuk aliansi, maka mereka secara bersama menciptakan problem-solving protocol. Protokol ini bisa membantu partner mencapai tujuannya secara lebih cepat.

5. Mengelola stakeholder internal
Aliansi membutuhkan kerjasama yang baik dari unit internalnya di perusahaan. Pastikan bahwa pihak internal perusahaan terlibat dalam mendukung aliansi dalam berkomitmen terhadap kesuksesan.

Sebelum melakukan pertemuan dengan partner, Aventis bertemu dengan para stakeholdernya untuk mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan internal. Sehingga isu ini bisa selesai secara internal, bukannya di depan partner. Sejak praktik ini dilakukan, perusahaan partner menyadari bahwa Aventis lebih konsisten dan dapat diandalkan dalam menyampaikan sumber daya dan memenuhi deadline.

Tidak ada komentar: