Selasa, 20 Januari 2009

Merancang Fleksibilitas Kerja yang Efektif

Selasa, 02 Oktober 2007 - 15:47 WIB
Keseimbangan antara hidup dan kerja semakin disadari arti pentingnya, tidak hanya oleh kaum pengusaha yang ingin menarik, memotivasi dan mempertahankan top talent mereka. Melainkan, juga dari sisi karyawan yang semakin menempatkan hal tersebut sebagai alasan dalam memilih bos dan tempat kerja.
Di Amerika, penghargaan terhadap keseimbangan hidup dan kerja itu bahkan sudah dilembagakan sejak 2003 oleh senat yang mempelopori National Work & Family Month, yang dirayakan setiap Oktober. Bahkan di sana juga ada lembaga khusus yang peduli dengan isu tersebut, yakni Alliance for Work-Life Progress.
Menurut penelitian, organisasi yang menerapkan program-program yang mendukung terciptanya keseimbangan hidup dan kerja dalam strategi manajemennya memperlihatkan diri sebagai tempat kerja yang lebih efektif. Berbagai aturan yang memungkinkan fleksibilitas (jam) kerja terbukti meningkatkan kinerja karyawan karena memberikan pilihan yang lebih luas kepada mereka (untuk berkreasi dan berinovasi).
Menurut pendiri website pencarian kerja MyPartTimePRO.com Ilyse Shapiro, banyak alasan bagi perusahaan untuk (mulai) menerapkan program-program yang mendukung keseimbangan hidup dan kerja, antara lain meningkatnya jumlah single-parent dan keluarga-keluarga di mana suami maupun istri sama-sama bekerja.
"Perusahaan harus proaktif melembagakan program-program keseimbangan hidup dan kerja dalam model bisnis mereka untuk menarik dan mempertahankan top talent. Ketika itu dilakukan, baik perusahaan maupun karyawan sama-sama diuntungkan sebab turnover, absensi dan stres turun ketika produktivitas naik," ujar dia.
Lebih jauh Shapiro menyarankan agar perusahaan mempertimbangkan 5 tips di bawah ini sebelum menerapkan program keseimbangan hidup dan kerja:
1. Pastikan bahwa budaya perusahaan Anda mendukung inisiatif-inisiatif yang berkaitan dengan penciptaan keseimbangan antara hidup dan kerja. Tentu membanggakan kalau Anda bisa mengatakan pada karyawan, bahwa organisasi memberika fleksibilitas. Tapi, hal itu sebaiknya bukan hanya janji surga. Manajemen, dari atas hingga bahwa harus bahu-membahu menciptakan konsepnya sebelum melahirkan program secara formal.
2. Program-program keseimbangan hidup dan kerja akan efektif jika tidak diskriminatif. Perusahaan harus memperlakukan semua karyawan setara, tanpa membedakan jenis kelamin, suku, tingkat pendapatan, jabatan dan status kekeluargaan (lajang/menikah, tanpa/punya anak).
3. Kelanjutan promosi karir dan kesempatan-kesempatan pelatihan. Karyawan yang bekerja dengan jadwal fleksibel harus mendapatkan kesempatan yang sama dengan mereka yang bekerja full-time --dalam promosi dan pelatihan .
4. Jangan (sampai) menjauhkan karyawan satu dengan yang lain (atau antara karyawan dengan supervisornya).
5. Fleksibilitas adalah jalan dua arah. Program-program keseimbangan hidup dan kerja yang efektif harus berlaku baik untuk karyawan maupun jajaran pimpinan perusahaan.
( Sumber Internet)

Tidak ada komentar: