Rabu, 14 Januari 2009

Beranilah Membuat Kesalahan dan Belajarlah Dari Kesalahan Itu

Beranilah Membuat Kesalahan dan Belajarlah Dari Kesalahan Itu
Rabu, 07 November 2007 08:10 WIB
Oleh: Vibiz Consulting
(Vibiznews – HR) - Pemberdayaan mengandung risiko. Sayangnya, banyak personel manajemen madya yang sudah berusia separo baya cenderung hanya mewaspadai risikonya saja! Mereka telah bekerja keras untuk meraih posisi mereka saat ini lalu merasa perlu untuk mempertahankan status quo tersebut. Memberdayakan karyawan berarci ada kontrol yang akan hHang, padahal kontrol itu diperoleh oleh mereka yang duduk dalam jajaran manajer madya yang telah berusia separo baya itu melalui perjuangan panjang dan keras.

Manajer yang berpandangan luas menyadari bahwa dengan semakin meningkatnya teknologi dan spesialisasi tidak lagi mungkin bagi seseorang, betapapun jeniusnya orang tersebut, untuk menjadi penjaga semua pengetahuan. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan seseorang ini menjadi goncangan bagi para manajer yang merasa terancam oleh perubahan dan menyadari bahwa pengetahuan adalah kekuasaan.

Saling berbagi kepemimpinan menjadi syarat awal keberhasiIan organisasi/perusahaan pada tahun 2000 dan seterusnya. Konsep saling berbagi kepemimpinan dijadikan sebuah model yang dikembangkan oleh Richard N. Foster dari McKinsey's, sebuah firma manajemen yang termasyhur di dunia. Dalam bukunya yang berjudul Innovation-The Attackers Advantage ia menekankan perlunya perubahan yang terus-menerus dalam gaya manajemen tradisional. Pemimpin masa depan tidak akan merasa canggung mengatakan: "Saya tidak tahu".

Kecenderungan sikap tersebut berlawanan dengan pandangan tradisional bahwa para pemimpin harus mengetahui segalanya. Bagaimanapun, mereka adalah bos, dan untuk itulah bos dibayar. Pemimpin sejati akan menyadari bahwa mereka dibayar untuk memompa bakat terbesar dari setiap individu di dalam organisasi. Peranan pemimpin adalah memotivasi semua karyawan untuk secara terus menerus belajar serta mencari cara yang lebih baik dalam bekerja.

lnilah pemberdayaan-penyerahan beberapa bagian dari kekuasaan otoriter tradisional unruk memberdayakan orang-orang lain, menciptakan sebuah organisasi yang secara keseluruhan makin berdayaguna. Pemimpin perusahaan yang sukses akan menyadari bahwa keseluruhan adalah jauh lebih besar daripada penjumlahan semua bagiannya dalam hal menjalankan perusahaan.

Ironisnya, semakin seseorang merasa diberdayakan, semakin besar pula kekuasaan akumulatif yang kembali kepada pemimpin, yang dapat berbagi kemuliaan kerja dari pekerjaan yang diselesaikan dengan baik oleh tim yang termotivasi.

Memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada karyawan dapat menimbulkan risiko lain yakni karyawan tidak ayal lagi akan melakukan berbagai kesalahan karena mereka memasuki daerahdaerah yang baru. Semua itu adalah risiko nyata yang tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola. Ada pendapat lama yang mengatakan bahwa seseorang yang melakukan kesalahan tidak menghasilkan apa-apa. Dan, satu-satunya cara menjalani hidup tanpa melakukan kesalahan adalah dengan tidak melakukan apa-apa dan persis itulah kesalahan terbesar.

Orang lebih banyak belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan daripada dari keberhasilan yang mereka capai, dan karyawan bukanlah kekecualian dari aturan iru. Seorang manajer bertugas mendorong karyawannya untuk memiliki latar belakang bisnis yang cukup kuat agar merasa yakin mengambil tingkat risiko yang telah diperhitungkan. Untuk setiap keputusan, hendaknya seorang karyawan bertanya: "Akankah saya mengambil risiko yang sama jika perusahaan ini milik saya?"

Kalau jajaran manajemen mengembangkan semangat saling mempercayai, memperlakukan karyawan dengan rasa hormat, dan percaya bahwa mereka bakal bertindak secara bertanggung jawab, keputusan-keputusan yang lebih baik pasti diperoleh. Tentu saja, jajaran manajemen mempunyai tugas untuk memberi penghargaan atas risiko yang menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan, juga akan memberi kritik yang membangun jika terjadi sesuatu di luar yang direncanakan.

Cerita ini dikisahkan oleh Tom Watson, pendiri IBM, yang memanggil seorang eksekutif muda ke ruang kantornya. Eksekurif muda itu bertanggung jawab atas kerugian $10 juta dan tentu saja ia takut dipecat. "Tidak, tentu saja saya tidak akan memecat Anda," demikian kata managing director. "Perusahaan ini telah menginvestikan $10 juta untuk mendidik Anda. Sekarang, katakan kepada saya apa yang telah Anda pelajari dari kesalahan itu, yang bermanfaat bagi IBM."

Seorang eksekutif papan atas pernah dikutip mengatakan demikian: "Jika Anda belum pernah mengalami masalah karena melakukan sesuatu yang berada di luar ororitas Anda, itu berarti Anda tidak melaksanakan pekerjaan Anda." Rasa berpuas diri dapat meruntuhkan Anda. Perusahaan yang baru berkembang harus berani mengambil risiko.

Manfaat yang dihasilkan oleh karyawan yang bersedia mengemban tanggung jawab jauh lebih besar daripada kerugian yang dihasilkan oleh kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam proses.

Sekalipun misalnya orang-orang secara resmi berada di dalam tugas yang sarna selama beberapa tahun, penting juga, dan sering lebih sulit, untuk mendorong mereka melangkah keluar dari zonazona aman mereka dan mencoba sesuatu yang baru. Dan lebih penting lagi jika mereka melaksanakan "pekerjaan" dasar mereka sebaik-baiknya. Penting untuk mendorong mereka menumbuhkan pekerjaan mereka dan tumbuh bersama pekerjaan mereka.

Sebuah pertanyaan yang bagus untuk diajukan kepada para karyawan atau diri Anda sendiri: "Apakah Andi punya pengalaman sepuluh tahun dalam pekerjaan Anda atau dua tahun pengalaman dan delapan tahun mengulang-ulang pekerjaan?" Riskan juga mengajukan kepada konsumen pertanyaan: "Bagaimana kami? Bagaimana kami dapat menjadi lebih baik?"

Risikonya adalah mereka bisa memberi tahu Anda. Tetapi risiko mendatangkan penghargaan; dan penghargaan datang jika staf memperoleh opini terus terang dari para konsumen untuk membuat perubahan-perubahan serta mempertahankan konsumen, sebelum terlambat. Penting juga mengajukan kepada atasan Anda pertanyaan yang sama: "Bagaimana manajemennya? Bagaimana kita dapat menjadi lebih baik?" Sekali lagi, jawaban-jawabannya barangkali tidak seperti apa yang ingin Anda dengar-tetapi Anda harus mendengarkannya.

Sangat penting bagi manajemen untuk memberi tahu para karyawan tentang apa terjadi di dalam perusahaan. Orang tidak dapat mengharapkan para staf berwewenang jika mereka tidak tahu keseluruhan ceritanya. Manajemen harus berbagi keberhasilan dan masalah. Para karyawan mungkin tidak ingin mendengarkan kabar buruk tentang unjuk kerja perusahaan mereka tetapi lebih baik mereka mendengarkan langsung semuanya dari manajemen daripada mengandalkan informasi tidak lengkap dari sumber kabar-kabar angin.

Risiko tidak hanya dialami oleh sektor-sektor swasta dan perusahaan-perusahaan berisiko tinggi. Selama menyangkut servis kepada konsumen, tidak ada yang berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengambil risiko daripada para pegawai negeri. Banyak yang mempunyai keamanan kerja, jadi mengapa tidak berbuat sesuatu yang berbahaya bagi konsumen dan be rani melanggar satu atau dua peraturan kalau Anda yakin itu adalah hal yang tepat yang harus dilakukan bagi konsumen tersebut di dalam situasi tertentu! (FAD)

Tidak ada komentar: